Setelah tersendat-sendat mengelola Blog di sini. Saya menemukan tempat berekspresi yang baru di http://fuadmuftie.wordpress.com.
Di blog yang baru ini saya lebih banyak menuangkan ide-ide tentang langkah awal membuka usaha. Khususnya pengalaman membuka kios addina dan seluk beluk pengelolaannya.
Harapan saya agar bisa memotivasi pembaca untuk membuka usaha (khususnya buat yang masih takut buka usaha sendiri). Temanya adalah Jadi Pengusaha Yuk!
Silahkan klik di http://fuadmuftie.wordpress.com
Salam
Fuad Muftie
Monday, November 27, 2006
Pindah Blog
Posted by Admin at 7:06 PM 0 comments
Wednesday, October 04, 2006
Strategi Pembukaan Kios Addina
Kios Addina yang kami rintis sejak 14 September 2006 semula hanya menyediakan jilbab, kerudung, dan aksesoris saja, tetapi kini telah melebar dengan menyediakan mukena, dan busana muslim anak. Bahkan ada permintaan baju muslimah, namun belum bisa kami penuhi.
Salah satu faktor yang menguntungkan bagi kami adalah momen pembukaan Kios Addina yang tepat menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1427H. Waktu dimana orang-orang sedang getol-getolnya mencari pakaian buat dirinya, anak, keponakan, dan keluarganya untuk persiapan lebaran.
Disamping faktor momen waktu tersebut ada beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam menjalankan kios Addina antara lain :
# Lokasi yang Lumayan Strategis
Lokasi kios Addina ada di Jalan Bunga Rampai X (Depan RSJ Islam Klender) Perumnas Klender, Jakarta Timur. Lokasi kios dekat dengan pasar Perumnas Klender, dekat rumah sakit, dekat sekolahan. Jalan di depan kios bukan jalan raya yang dilalui mobil umum, tapi cukup ramai dilalui orang baik pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor.
Sehingga banyak warga pejalan kaki yang semula tidak ada tujuan mencari jilbab, karena tertarik dengan kios kami jadi mampir dan banyak yang jadi beli dan jadi pelanggan.
# Promosi dari mulut ke mulut
Kami belum melakukan upaya-upaya pemasaran secara menyeluruh. Praktis kami hanya menjalankan promosi dari mulut ke mulut. Hal ini didukung sifat penghuni Perumnas Klender yang hubungan antar tetangganya masih akrab.
Ini didukung pula oleh pengalaman istri saya yang sudah tinggal di perumnas sejak tahun 80-an, dimana isue kecil di Perumnas bisa jadi pembicaraan hangat. Kamipun ingin kios kami jadi bahan pembicaraan di kalangan perempuan sebagai target market kami.
# Diskon dan Harga Murah
Kami paham bahwa sebagian warga Perumnas Klender sangat sensitif dengan harga. Untuk itu atas produk-produk yang paten / bermerk dan harga sudah dibandrol dari agennya, kami potong harganya dalam bentuk diskon, dan Alhamdulillah responnya bagus.
Disamping itu atas produk-produk yang banyak dipasaran kami hanya mengambil sedikit keuntungan. Tujuannya untuk menarik masyarakat dan memperkenalkan kios kami sebagai kios yang murah. Banyak pelanggan yang datang membanding-bandingkan harga kami dengan harga di supermarket atau dipasar. Dan banyak yang balik lagi ke kios kami dan memutuskan membeli barang kami.
Ini juga sejalan dengan slogan kami "Berkualitas, Murah lagi. . ." Itulah image yang pingin kami bangun. Masalah keuntungan yang kecil, kami lakukan subsidi silang dengan barang-barang yang harganya "gelap" atau barang-barang yang tidak ada bandingannya (aksesoris, busana muslim anak, dll) yang bisa kami ambil keuntungannya sedikit lebih tinggi.
# Pemilihan Barang Bagangan
Dalam memilih barang yang kami tawarkan, awalnya kami hanya mengikuti kata hati kami. Terkesan asal-asalan memang. Tapi sejalan dibukanya kios, pelangganlah yang menanyakan barang-barang yang mereka butuhkan. Informasi inilah yang kami gunakan untuk menyediakan barang-barang berikutnya.
Dalam memilih barang, banyak saya serahkan kepada istri. Karena barang yang kami jual kebanyakan adalah kebutuhan wanita, jadi saya agak canggung dan belum benar-benar memahami barang sepertia apa yang bisa cepat laku. Istri saya cukup baik dalam memilih barang, sehingga banyak yang cepat laku, tapi tetap ada juga sih yang belum laku juga.
Selain dari Produk kerudung rabbani dan Jilbab PerMata's, kami juga mengambil dari Swarna Collection, Benayu Al Islmai dan banyak dari Tanah Abang. Setiap belanja kami coba berpikir jernih dan memilih barang dengan bijaksana.
# Kios yang Terbuka Lebar
Umumnya kios-kios atau outlet garment yang berada di pinggir jalan, bagian depannya menggunakan kaca dengan pintu kaca yang selalu tertutup, serta ber-AC.
Hal ini untuk menjaga ruangan tetap bersih dan barang dagangan (garment) tidak berdebu. Tapi karena keterbatasan modal, Kios Addina belum menggunakan AC dan bagian depannya kami biarkan terbuka lebar sama seperti kios-kios di dalam pasar.
Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Kios Addina, karena orang-orang yang lewat menjadi tidak suegan untuk masuk ke Kios dan melihat-lihat barang, tentunya banyak diantaranya yang menjadi pelanggan. Kalau bagian depan kios kami tutup kaca, ada kekhawatiran orang-orang menjadi sungkan untuk masuk.
Untuk menghindari barang-barang berdebu, sebagian kami bungkus dengan plastik dan sebagian kami biarkan terbuka. Secara rutin kami putar posisi barangnya sehingga tidak sampai berdebu.
# Upaya Spiritual
Ini juga penting, kami niatkan pembukaan kios sebagai ibadah, sebagai upaya kami menjemput rejeki yang lebih barokah (bukan mencari dan mengejar-ngejar rejeki lho). Sadar bahwa manusia adalah mahluk spiritual, kamipun senantiasa memanjatkan doa agar kios kami barokah, memberi manfaat bagi banyak orang, dan bisa melayani masyarakat luas.
Upaya spiritual yang juga kami yakini sangat penting dalam menjemput rejeki adalah shodaqoh, infaq, dan zakat. Ini hukum yang universal dan sama seperti hukum alam lainnya. Siapa yang melakukan pasti mendapat akibat yang sama. Rasanya tidak hanya agama islam yang menganjurkan, tapi juga agama lainnya.
Dengan keyakinan ini, menjadikan kami lebih tenang dan tetap memiliki optimisme dalam menjalani usaha.
# Pemilihan Karyawan
Ini strategi yang kami lalaikan!!. Kami akui telah memilih karyawati yang "keliru". Awalnya kami berpiki positif ingin mengentaskan pengangguran dari tetangga sendiri.
Kebetulan ada tetangga yang masih menganggur dan pernah bekerja cukup lama di ITC sebagai penjaga toko, sehingga kami beranggapan dia mampu dan mumpuni. Kami benar-benar mempercayakan dan menyerahkan operasional penjualan di kios kepadanya.
Ternyata kami keliru, karyawan kami tampak tidak bisa menikmati kerja di kios kami. Banyak keluhan dan kurang ramah. Kios sepi mengeluh, Kios ramaipun mengeluh.
Omset kios kamipun sering tidak mencapai target. Dan anehnya lagi sales di kios dikalahkan oleh sales dari adik kami yang membantu memasarkan di sekolahan (adik kami guru) yang dilakukan sebagai sampingan. Dan yang menjengkelkan, karyawan kami sering menyalahkan kami!! nah lho???
Dan puncaknya pada Minggu tgl 01 Oktober 2006 kemarin, saat karyawan minta libur dan kami menjaganya sendiri. Omset langsung melejit dan pelanggan berdatangan. Kami jadi berpikir "ngapain saja karyawan kami selama ini??"
Strategi langsung kami ubah, mulai Senin 02 Oktober, mertua kami merelakan waktunya untuk mendampingi karyawan. Dan hasilnya omset kembali membaik. Kami tetap memberi kesempatan sampai lebaran, dan kalau kinerja karyawan tidak juga membaik, kamipun siap memberhentikan kontraknya.
# Kesalahan Strategi Lainnya
Selain kesalahan dalam pemilihan karyawan, kami juga menemukan beberapa kekeliruan seperti dalam pemesanan barang, posisi / penempatan barang, pencahayaan ruangan, pembukuan, pemberian komisi, dll. Tentu secara perlahan-lahan akan kami perbaiki dan sempurnakan.
Demikian sebagian dari strategi yang kami alami, sebagian memang merupakan strategi yang terencana dan sebagian lainnya jalan begitu saja tanpa kami rencanakan. Kalau saja semua strategi diatas dipikirkan dan dibuat rencana yang matang sebelum buka usaha, kemungkinannya kios nggak jadi jalan karena akan terus takut.
Saya jadi teringat salah satu tulisan Bp. Zainal Abidin dalam konsultasi bisnisnya di eramuslim.com bahwa untuk membuka bisnis harus efektif dan efisien. Yang didahulukan adalah Efektifitas, baru disusul Efisiensi.
Dengan membuka Kios Addina dan berhasil melakukan penjualan berarti kami telah Efektif melakukan bisnis meskipun belum 100% efisien. Tinggal kami sempurnakan efisiensinya dan terus kami kembangkan.
Semoga Kios Addina bertambah maju dan besar sehingga bisa ikut mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Dan semoga tulisan ini bisa menginspirasi, khususnya bagi yang baru mau buka usaha atau bagi yang belum berani buka usaha.
Amin.
Salam
Fuad Muftie
muftie @ gmail . com
Kios Addina
"Berkualitas, Murah Lagi ..."
Posted by Admin at 10:56 AM 4 comments
Tuesday, October 03, 2006
.:: Kios Addina ::.
Kios Addina adalah kios yang kami rintis dan kami buka sejak 14 September 2006. Kios Addina menyediakan produk berupa jilbab, kerudung, mukena, busana muslim anak, dan aksesoris. Produk yang kami usung antara lain dari Merk rabbani dan PerMata's serta produk-produk dari Tanah Abang. Dua minggu beroperasi, Kios Addina terlihat mulai berkembang, mulai dikenal banyak orang, dan omsetnyapun semakin membaik. (Alhamdulillah)
Kios Addina terletak di Jalan Bunga Rampai X (Depan RSJ Islam Klender) Perumnas Klender, Jakarta Timur.
Dari pertanyaan rekan-rekan di milis bizmart (bisnis-smart@yahoogroups.com), kenapa foto-foto kios Addina tidak dipajang di blog? maka saya coba mempublikasi sebagian foto-foto Kios Addina.
Foto diatas adalah foto kios tampak dari depan. Masih tampak sederhana, belum banyak dekorasi. Papan nama juga masih sangat sederhana.
Foto Diatas adalah foto anak kedua kami (Qinthara Muftie Addina) yang kami pakai nama belakangnya sebagai nama kios, sedang nampang didepan kiosnya.
Foto diatas, foto anak pertama kami (Kamal Muftie Yafi) yang sedang nampang di depan papan nama yang baru dibuat (Hand Made by Fuad Muftie) sebelum dipasang dikios.
Foto diatas foto anak-anak kami, adik, dan keponakan kami sedang menyambut pelanggan dengan lambain tangan mereka.
Foto Diatas adalah suasana di dalam kios dan pelanggan yang sedang memilih-milih barang.
Salam
Fuad Muftie
muftie @ gmail . com
Posted by Admin at 2:24 PM 0 comments
Wednesday, September 20, 2006
SEMINGGU JADI PENGUSAHA
Hari ini (20 September 2006) adalah hari ke tujuh, genap seminggu, sejak pembukaan kios "Addina" : kios jilbab, kerudung, busana anak muslim, dan aksesoris. Kios mungil yang kami buka di Jalan Bunga Rampai X Perumnas Klender Jaktim ini bagaimanapun telah mengubah jalan hidup saya, istri saya, dan keluarga kami. Kami yang selama ini berorientasi "kuliah dan cari kerja", harus mulai memikirkan dan mengelola usaha sendiri, usaha yang dirintis dari awal, nol pengalaman.
Usaha ini jelas masih hijau dan masih bayi. Dengan optimisme serta visi yang kuat insyaAlloh dan mudah-mudahan usaha ini bisa bertahan dan berkembang.
Tujuh hari mengikuti perkembangan usaha kecil ini, kami banyak mendapat pelajaran berharga, pelajaran yang tidak kami diperoleh dari bangku kuliah, dari seminar, maupun dari workshop. Pelajaran yang hanya bisa diperoleh dengan mengalaminya sendiri.
Banyak pelajaran yang masuk akal dan banyak pula pelajaran yang tidak masuk akal, tidak logis, aneh dan bahkan kami sendiri tidak bisa mengungkapkannya dalam kata-kata maupun dalam tulisan. Itulah mungkin yang dinamakan keajaiban, merupakan proses pembentukan keyakinan baru, dan menjadi hikmah kehidupan yang akan selalu menyertai kehidupan kami selanjutnya.
Ada beberapa pelajaran yang ingin kami bagikan pada kesempatan kali ini antara lain:
# Guru terbaik adalah konsumen dan pelanggan #
Sebelum memulai usaha kecil ini kami hanya meraba-raba keinginan konsumen dengan merefleksikan keinginan dan kebutuhan kita sendiri. Kami menyediakan barang-barang seperti yang kami butuhkan dan kami inginkan. Kami juga bertanya-tanya kepada suplier tentang barang-barang yang laris. Dan dengan semangat kami meng-iya-kan dan mengikuti kata suplier.
Namun begitu kios dibuka, pelangganlah yang memberitahu kami tentang keinginan / kebutuhan mereka. Konsumenlah yang mengkritik stok barang yang kami sediakan, yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Akhirnya kami harus bolak-balik mencari suplier barang yang benar-benar dibutuhkan konsumen. Ini menjadi seni tersendiri dalam usaha ini.
Kami juga mulai senang kalau ada calon pelanggan yang cerewet, minta ini - itu, nanya ini - itu. Karena mereka sangat murah membagikan informasi baik ke kita maupun menyebarkan informasi kios kita ke orang lain (iklan gratis). Jadi kami perlakukan pengunjung kami sebagai guru yang harus dihormati dan didengar, juga sebagai raja yang harus dilayani.
# Jadi pengusaha harus terus optimis, apapun yang terjadi dengan usahanya #
Hari pertama membuka kios, omset hanya mencapai Rp. 150.000, padahal dalam hitungan minimal harus mendapat Rp.400.000-an perhari agar kios bisa bertahan dan karyawan tetap mendapat gaji. Hari pertama ini membuat istri saya down dan mulai berpikir pingin ganti usaha yang lain.
Untungnya kami sekeluarga bisa meyakinkan istri saya bahwa "hari pertama buka usaha, dapat segitu mah sudah untung!" Banyak koq yang berhari-hari buka usaha belum dapat pembeli. Dan Alhamdulillah keesokan harinya omset naik dan berhasil membuat istri saya kembali optimis.
Karyawati kami juga ikut mengalami kekhawatiran saat seharian jarang pengunjung yang datang. Tapi akan segera terobati kalau pengunjung mulai berdatangan. Yah, itulah seninya mengelola optimisme dalam berdagang. Kadang naik kadang turun, namun mental ini setidaknya harus diupayakan terus membaik, terus naik dan terus di atas.
Itulah secuil ilmu yang bisa kami peroleh selama seminggu menunggui "bayi" kami. Dan jelas belum ada apa-apanya dibanding pengusaha yang sudah mengalami berbagai musim dan berbagai cuaca, yang sudah naik bukit dan turun lembah. Banyak juga ilmu yang sampai saat ini masih menjadi puzzle, menunggu pemecahannya.
Tujuh hari merupakan waktu yang teramat sangat singkat untuk menilai jalannya suatu usaha, tapi tujuh hari itu pula yang telah membawa kami ke dunia yang baru, yang tadinya amat sangat menakutkan bagi kami. Inilah awal petualangan kami.
Kami terus berharap mudah-mudahan kami bisa terus menangkap hikmah-hikmah dari usaha kami dan semoga usaha ini bisa berkembang, bertumbuh, dan bisa memberi kontribusi bagi bangsa Indonesia.
Salam
Fuad Muftie
Kios "Addina" : Jilbab, kerudung, busana anak muslim, aksesoris
Jalan Bunga Rampai X Perumnas Klender Jaktim
Posted by Admin at 2:42 PM 0 comments
Friday, September 15, 2006
Buka Usaha dan Jadi Pengusaha
Hari Kamis tanggal 14 September 2006 mungkin menjadi hari yang bersejarah bagi saya dan istri. Karena mulai hari itu kami membuka kios baru yaitu kios jilbab dan kerudung dengan mempekerjakan seorang karyawati.
Kios yang kami buka berada di Jalan Bunga Rampai X Perumnas Klender, Jakarta Timur.
Kami mengambil keputusan membuka kios juga berjalan begitu cepat. Berawal pada hari Kamis 31 Agustus 2006, saya dan istri berdiskusi tentang bisnis jilbab dan langsung ambil keputusan ingin masuk dalam bisnis perjilbaban. Besoknya, Jumat 01-09-2006 saya langsung cari kios di dekat Pasar Perumnas Klender dan Alhamdulillah menemukannya di tempat yang menurut kami cukup strategis. (dekat pasar, dekat sekolahan, dekat rumah sakit dan arus pejalan kaki & pengendara motor cukup banyak)
Pada Hari Sabtu - Minggu keliling nyari informasi suplier jilbab. Dan waktu berlalu begitu cepat seperti ada tangan Ilahi yang mendorong setiap tindakan yang kami ambil. Jadi kurang lebih cuma dalam waktu 2 minggu kami mengambil keputusan yang besar dengan membuka kios.
Kami sadar bahwa kami masih hijau dibidang bisnis. Bahkan banyak tindakan yang kami ambil tidak dengan perencanaan yang matang. Pada hari pembukaan baru kami sadari adanya kekeliruan-kekeliruan dalam tindakan kami. Dan tentunya masih banyak yang harus dikoreksi.
Tanpa disadari kami telah menjadi Pengusaha dan mudah-mudahan kami bisa menjalani bisnis ini dengan enjoy dan langgeng. Misi kami, pingin membantu mengurangi pengangguran dan pingin membantu sebanyak mungkin kaum perempuan mendapatkan jilbab dan kerudung yang diidamkan.
Salam
Fuad Muftie
Posted by Admin at 4:07 PM 0 comments
Friday, September 01, 2006
POST POWER SYNDROME
Kisah cerita, kemarin saya mendengar cerita teman. Ada seorang pejabat di salah satu instansi pemerintah yang sudah waktunya pensiun, tapi tetap pingin mempertahankan jabatannya. Ia minta jabatannya diperpanjang dan beruntungnya, Ia diberi perpanjangan meski untuk beberapa bulan atau beberapa tahun kedepan.
Kasihan sekali saya mendengarnya. Ia benar-benar tidak rela jabatannya lepas.
Kalau dilihat dari kekayaan materi, Sudah pasti ia berkecukupan dan diatas rata-rata rakyat negeri ini. Tapi kalau dilihat dari hakikat kekayaan, kasihan ... ia masih miskin. Ia masih berharap pemberian dari negara. Ia belum bisa lepas dari tunjangan dan fasilitas yang rutin diterimanya.
Sebagai manusia, ada tiga aspek kehidupan kita yang mesti terpenuhi, yaitu
- Aspek Fisik,
- Aspek Rohani/Jiwa/Mental, dan
- Aspek Akal/Pikiran/Intelijensi.
Uniknya, untuk benar-benar kaya, ketiga aspek tersebut harus terpenuhi. Dan sebaliknya, agar ketiganya terpenuhi, seseorang harus kaya.
Namun dalam kasus sang pejabat tadi, Fisiknya sudah pasti kaya. Begitu pula akal / intelejensinya pasti juga bagus. Lha wong bisa jadi pejabat jee... Cuman ya itu Rohani / Jiwanya masih miskin.
Hidupnya pincang karena melupakan aspek ruhani. Boleh jadi ia termasuk orang yang rajin beribadah. Cuman khawatirnya tidak benar-benar memenuhi kebutuhan ruhaninya. Yang jelas, ruhani atau mental atau keyakinannya menolak untuk turun jabatan.
Hikmah yang bisa saya ambil, saya tidak pingin mengalami Post Power Syndrome. Menyakitkan sekali!
Saya bertekad, saya harus kaya yang sebenar-benarnya kaya. Kaya dalam ketiga aspek kehidupan. Menjadi kaya secara bermartabat. Menjadi kaya yang seirama dengan kehidupan alam semesta.
Semoga .....
Salam
Fuad Muftie
Posted by Admin at 4:20 PM 0 comments
Tuesday, August 29, 2006
HAK UNTUK KAYA
Ngomongin kekayaan, bisa menjadi subyek pembicaraan yang sangat sensitif dan emosional. Bagi sebagian orang, kekayaan bisa menjadi simbol keserakahan, simbol materialisme, dan kesombongan. Membicarakannya bisa menimbulkan kecemburuan dan sering muncul prasangka buruk terhadap si kaya.
Padahal menurut orang yang sudah berkecukupan, menjadi kaya itu enak. Disamping bisa memenuhi seluruh kebutuhan lahir-bathinnya, banyak yang bisa dilakukan orang kaya untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Memang populasi orang kaya saat ini lebih sedikit dibanding orang yang miskin/pas-pasan. Sehingga apapun yang dilakukan si kaya akan menjadi sorotan semua orang. Salah sedikit saja, bisa menjadi pembicaraan publik. Lihat saja infotainmen di TV saat ini :-(
Lalu kenapa jumlah orang kaya hanya sedikit dibanding orang miskin dan pas-pasan. Mengapa tidak semua orang bisa kaya? Apakah tidak semua orang berhak untuk menjadi kaya?
Dari beberapa literatur, disebutkan bahwa sebenarnya semua orang punya potensi untuk menjadi kaya. Karena kekayaan tidak bergantung pada garis keturunan (banyak dari keturunan si miskin bisa menjadi kaya). Kekayaan tidak pula bergantung pada lingkungan (di lingkungan si miskin, ada yang menjadi kaya, dan di lingkungan kaya, tetap saja ada yang miskin). Kekayaan tidak juga ditentukan oleh bakat, kecerdasan, dan keahlian. Singkatnya, semua orang bisa menjadi kaya dan berhak untuk menjadi kaya.
Sebenarnya alam semesta juga telah menyiapkan kekayaannya yang maha dahsyat untuk dimanfaatkan penghuninya. Alam semesta tidak akan pernah kekurangan meskipun semua orang telah menjadi kaya raya!!. Alam semesta akan menyediakan apa saja yang manusia inginkan agar keinginannya bisa terwujud (asal jangan keinginan yang "mutlak" tidak mungkin dipenuhi). Apalah artinya sekumpulan orang dimuka bumi ini dibandingkan besarnya tata surya sampai galaxy di muka bumi ini, nggak ada apa-apanya toh!
Kalau Tuhan menciptakan nafsu / keinginan dalam diri manusia, pasti Tuhan telah menyiapkan sarananya agar menusia bisa mewujudkannya (secara baik-baik tentunya).
Nah, jika semua orang punya potensi menjadi kaya dan alam telah menyediakan sumber dayanya, lalu kenapa tidak semua orang bisa kaya? Berikut ada kabar baik dan ada kabar buruknya:
Kabar baiknya : Dari beberapa literatur yang saya baca, ternyata terdapat cara atau strategi yang bersifat universal yang mampu menjamin orang-orang yang menjalaninya bisa menjadi kaya. Persis seperti rumus-rumus ilmiah dan hukum-hukum fisika, yang apabila terdapat kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula. Rumus / hukum menjadi kaya-pun begitu, selalu ada sebab dan ada akibat. Jika sebab-nya persis seperti yang telah membuat orang lain kaya, maka jika dilakukan oleh orang lain, maka akibatnya iapun dijamin menjadi kaya. Dan formula itu bisa dijalankan oleh siapapun, baik sudah kaya maupun masih miskin, baik yang di desa maupun di kota, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Rumus atau strategi ini yang kadang tidak disadari oleh orang yang telah menjadi kaya. Sehingga kadang yang diungkapkan sebagai penyebab kekayaan adalah keyakinan-keyakinan yang bukan merupakan inti dari strategi menjadi kaya. Misalnya keyakinan : untuk menjadi kaya harus kerja keras, untuk menjadi kaya harus sedikit licik, dll.
Kabar buruknya : Saya sendiri belum sepenuhnya menjalankan formula untuk menjadi kaya. Ada sih perubahan-perubahan dalam pendapatan dan penghasilan saya. Tapi saya belum merasa kaya seperti yang saya inginkan. Nah, kalau kelak saya menjadi kaya beneran, berarti rumusnya memang baku. Tapi kalau nanti tidak kaya-kaya juga berarti ada yang keliru. Mungkin juga saya yang keliru :-(
Nah, bagaimana rumus / formula menjadi kaya itu? Mungkin satu-persatu akan dibahas di lain kesempatan...
Yang jelas kalau orang lain bisa kaya, saya pasti bisa kaya, andapun bisa kaya karena kaya adalah hak semua orang.
(bersambung...)
Salam
Fuad Muftie
fuad @ customs . go . id
Posted by Admin at 4:21 PM 0 comments
Wednesday, August 16, 2006
BINCANG BISNIS SAMBILAN (II)
Berikut kelanjutan poin-poin dari bincang bisnis sambilan yang diselenggarakan IES tanggal 13 Agustus 2006 di Islamic Centre Bekasi
4. Bagaimana menghadapi ketakutan akan resiko bisnis
RESIKO itu dalam bahasa inggrisnya RISK, yang mirip sekali dengan kata dalam bahasa Arab RIZQ yang berarti REJEKI.
Jadi Resiko itu berbanding lurus dengan rejeki. Semakin besar resiko yang diambil semakin besar peluang mendapatkan rejeki yang banyak.
Contoh : Resiko seorang pegawai penjaga toko mainan anak adalah memecahkan mainan yang dijual. Sedangkan resiko pemiliki toko mainan adalah "memecahkan" tokonya. Demikian pula rejeki pegawai penjaga toko juga berbeda dengan rejeki pemilik toko.
5. Evaluasi bisnis yang gagal
Dalam segment ini, ada seorang penanya yang curhat tentang bisnisnya yang kolaps / bangkrut. Nara sumber memberikan masukan bahwa kegagalan bisnis tersebut karena :
# Tidak memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan bisnis / perusahaan. Ini penting bagi pemula agar sejak awal memisahkan keuangan perusahaan dan keuangan pribadi. Pemilik berhak mengambil bagian dari penghasilan / keuntungan bisnis. Tapi jumlah dan cara pengambilannya harus jelas tersistem. Dan setelah itu jangan sampai mencampur uang pribadi dan uang perusahaan.
Adanya jumlah uang yang tersisa dari bisnis / toko tidak selalu menunjukkan keuntungan perusahaan.
# Tidak adanya sistem yang baku. Bagi bisnis yang baru dirintis hendaknya mulai disiapkan sistemnya, sehingga jika mulai membesar, sistemnya sudah bagus. Dan kalau bisnis tidak berkembang, bisa dievaluasi sistem yang ada. Hendaknya dihindari sistem bisnis yang melekat pada pemiliknya, sehingga jika pemilik tidak ada / berhalangan, bisnis ikutan berhalangan. Semakin kecil campur tangan pemilik dalam bisnisnya berarti semakin baik.
# Sistem perekrutan karyawan yang kurang bagus. Perekrutan karyawan yang bagus biasanya akan menghasilkan karyawan yang bagus juga. Contohnya: jika ada orang yang meminta pekerjaan dan langsung diberi pekerjaan, maka ia akan merasa "gampang banget gitu loh". Akan beda jika perekrutan dilalaui melalui tahap seleksi. Kemudian setelah diperoleh karyawan, kita bilang "Selamat, anda diterima di perusahaan ini dan anda telah mengalahkan 100 orang saingan anda!". Tentu akan beda semangat kerjanya.
6. Bagaimana dengan bisnis yang ramainya musiman.
Jika kita memiliki bisnis yang sifat ramainya musiman, misalnya warnet bagi mahasiswa yang ramai waktu kuliah dan sepi waktu liburan, maka dapat disiasati dengan strategi:
# Perhitungan Omset dan Perhitungan Keuntungan dilakukan pertahun. Sehingga keuntungan bulan-bulan yang ramai akan menutup biaya operasional bulan-bulan yang sepi.
# Pada saat musim sepi (liburan) bisa dimanfaatkan untuk promosi. Bisa dengan memberikan diskon atau strategi lainnya.
7. Tentang Pemilihan Lokasi
Untuk perusahaan ritel, umumnya lokasi merupakan faktor penting / vital. Contoh pada bisnis aksesori sepeda motor. Lokasi yang ramai lalu lalang kendaraan bermotor termasuk sepeda motor tidak selalu menguntungkan. Disamping ramainya lalu lintas juga harus diperhatikan lingkungan penduduk sekitarnya. Berapa kira-kira populasi pemilik kendaraan diarea sekitar toko aksesori. Karena ramainya lalu lintas kendaraan tidak menjamin para pengendara mampir di toko kita.
Apabila memiliki lokasi yang kurang strategis, maka perlu diciptakan strategi khusus untuk menarik konsumen. Contohnya salah satu UKM di Yogya yang menjual makanan tradisional sebagai oleh-oleh yang tokonya berada di gang yang sempit. UKM tersebut memakai strategi dengan bekerjasama dengan biro perjalanan / travel dan dalam setiap kemasan / bungkusnya dicetak peta / denah untuk mencapai lokasi UKM tersebut.
8. Penutup
Demikian yang bisa saya rangkum dari acara Bincang Bisnis Sambilan pada tanggal 13 Agustus 2006 di Islamic Centre Bekasi.
Salam
Fuad Muftie
Posted by Admin at 1:29 PM 0 comments
Tuesday, August 15, 2006
BINCANG BISNIS SAMBILAN
Disarikan dari pertemuan bisnis yang diselenggarakan oleh Indonesian Entrepreneur Society (IES) dengan judul "Bincang Bisnis Sambilan" pada tanggal 13 Agustus 2006 di Islamic Centre Bekasi.
Acara diisi dialog / curhat bisnis antara pebisnis (pemula) dan calon pebisnis dengan nara sumber: Bp. Wan Muhammad Hasyim (Pemilik Toysmart), Bp. Bambang Suharno (Direktur Indonesian Entrepreneur Society), dan Bp Hermawan (Pemilik Gilang Motor).
Dialog dikelompokkan dalam tiga segment yaitu buat calon pengusaha, buat pengusaha yang bangkrut, dan buat pengusaha yang usahanya tidak maju-maju / sulit berkembang.
Point-point yang sempat saya catat (saya tulis ulang secara bebas dengan bahasa yang sedikit berbeda plus sedikit tambahan sebagai bumbu) antara lain:
1. Mental Pengusaha vs. Mental Karyawan
Yang membedakan antara "Pengusaha" dan "Karyawan" antara lain adalah dalam pengelolaan penghasilan (gaji atau keuntungan). Seorang "pengusaha" akan menginvestasikan kembali sebagian penghasilan yang diperolehnya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi.
Sedangkan "Karyawan" cenderung menghabiskan seluruh penghasilan yang diperolehnya. Bahkan jika penghasilannya dirasa masih kurang, akan berhutang untuk menutupi konsumsinya.
Dengan perbedaan tersebut, dapat diketahui bahwa tidak semua pebisnis adalah "pengusaha". Ciri pebisnis yang bermental karyawan misalnya bertahun-tahun menjalankan bisnis, usahanya tidak berkembang. Bertahun-tahun jualan bakso dengan gerobak, tetap saja hanya punya satu gerobak. Kalau dia berhalangan jualan, maka bisnis berhenti. Dan seluruh keuntungan yang diperoleh hanya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
2. Bisnis itu Gampang dan Tidak Logis
Buat yang kesulitan memulai usaha, nara sumber menegaskan bahwa bisnis itu gampang. Semua orang bisa menjalankan bisnis, tidak perlu kecerdasan yang tinggi. Bisnis itu bisa dicontohkan : membeli sebotol minuman mineral seharga Rp.1000 dan menjualnya kembali dengan harga Rp.1.500 sehingga diperoleh untung Rp.500 dan jangan sampai menjual dengan harga yang lebih rendah karena akan rugi. Yaa, dengan menjual sebotol minuman mineral dan dapat untung Rp.500, Anda sudah menjadi pebisnis. Tinggal dikalikan dan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.
Bisnis juga tidak logis, karena banyak usaha yang menurut akal sehat tidak layak. Tapi kalau dijalankan tetap bisa menghasilkan untung. Bahkan bisa meledak dan menghasilkan untung yang berlipat-lipat yang kadang tidak bisa diterima logika.
3. Strategi Memulai Usaha dengan Modal Cekak
Untuk memulai usaha dianjurkan jangan terlalu banyak berpikir, terlalu banyak berhitung, dan terlalu banyak pertimbangan-pertimbangan logis lainnya. Kondisinya tentu akan berbeda kalau kita sudah punya usaha dan akan membesarkannya, yang ini jelas perlu perhitungan. Atau kalau mengambil alih usaha yang besar, maka diperlukan perhitungan yang cermat. Untuk yang mau memulai usaha dari NOL, jangan terlalu berhitung, mulai saja, jalanin saja, kalau nanti keliru cepat-cepat dikoreksi.
Untuk menentukan suatu jenis usaha yang akan digeluti, sebisa mungkin sesuaikan dengan minat. Dengan minat yang besar maka akan timbul gairah dan semangat untuk menjalaninya, memeliharanya, dan membesarkannya.
Buat yang baru mau buka usaha tapi mengalami kendala Modal uang, bisa memakai strategi sbb:
a. Cari lokasi / kios / lapak
Langkah pertama cari saja lokasi buat buka usaha. Cari lokasi kan tidak butuh modal besar. Meskipun tidak punya uang, cari saja, lihat lingkungan sekitar. Kan liat-liat lokasi tidak harus bayar.
b. Tawar harga sewa jika lokasinya cocok
Jika sudah mendapatkan lokasi yang strategis atau cocok, temui pemiliknya dan tawar harga sewanya. Toh, nawar tidak harus bayar.
c. Berikan DP seringan mungkin
Jika harga sewanya telah cocok dan sepakat, berikan uang muka secukupnya. Lebih kecil jumlah uang muka lebih baik. Yang penting pemilik sepakat. Contoh :"Pak saya baru bawa uang Rp. 100 ribu, ini saya berikan tanda jadi Rp. 50 rb, dan yang Rp 50 rb mau saya pakai untuk transport. Saya harus hubungi rekan bisnis saya dulu untuk melunasi uang sewa. Beri saya kesempatan tiga hari lagi untuk melunasinya."
Berarti kita masih punya waktu 3 hari untuk berpikir dan mengumpulkan uang sewa. Kalaupun tidak jadi, uang muka 50 ribu tidak terasa kehilangan besar.
d. Ajak teman atau keluarga untuk menanamkan modal
Kalau sudah dapat lokasi dan sudah ngasih DP. Tinggal pikirkan pinjaman untuk melunasi uang sewa plus untuk modal awal. Jaminannya ya lokasi yang sudah diperoleh itu. Pinjaman bisa diperoleh dari saudara dan teman. Jika memungkinkan ajak kerja sama yang menarik (win-win).
Kondisi seperti ini biasanya menempatkan kita pada posisi yang terdesak / kepepet. Hal ini akan memaksa otak untuk berpikir dan biasanya otak kanan akan memberikan solusi-solusi yang kreatif.
e. Buka usaha
Kalau sudah dapat pinjaman uang sewa dan modal awal, tinggal memulai usaha dan mengelolanya dengan baik dan yang penting harus menghasilkan untung.
Kalau sudah buka usaha (atau sebelum buka usaha) dianjurkan mencari mentor yang bisa membimbing dan mengawal selama masa-masa awal buka usaha. Disamping itu perlu juga bergabung dengan komunitas-komunitas pengusaha. Karena bisa mendapatkan bimbingan, saran, masukan secara berkesinambungan dengan biaya yang ringan. Disamping itu dengan terjun ke dunia bisnis, kita harus mempertahankan kondisi mental agar selalu positif. Jika mental sedang turun (negatif), peran mentor dan komunitas bisa menjadi sumber inspirasi dan pembangkit semangat.
Bersambung ...
salam,
Fuad Muftie
Posted by Admin at 11:31 AM 2 comments
Wednesday, August 09, 2006
Masuk pasar, dapat PAHALA 1.000.000 X lipat!!
bukannya masuk masjid yang dapat pahala gede?
begitu mungkin pertanyaan yang muncul saat membaca judul diatas.
Tapi ini seuriouess, bener, valid, & ada hadits-nya.
- dapat pelanggan yang terbaik (bayar tepat waktu, bukan raja-tega-nawar)
- dapat penjual / Suplier yang terbaik (jujur, tepat timbangannya, harga yang wajar)
- dapat untung yang terbaik (kalaupun rugi, berarti itu yang terbaik ..! artinya bolehlah rugi di dunia, tapi di akhirat jangan sampai rugi)
- dapat keberkahan / barokah yang melimpah ruah dan diampuni dosa2nya,
- dapat perlindungan dari syaetan selama di pasar (kita tiap saat di kawal syaetan lho!)
- dapat segala kebaikan yang tidak disangka-sangka
Subhanalloh bener2 Maha Adil Alloh SWT.
LAA ILAAHA ILLAALLOHU,
WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU,
LAHUL MULKU
WA LAHUL HAMDU,
YUHYII WA YUMIITU,
WA HUWA HAYYUN LAA YAMUUTU
BIYADIHIL KH0IR
WA HUWA 'ALAA KULLI SYAIIN QODIIR
niscaya Alloh SWT menetapkan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan daripadanya sejuta kejahatan serta mengangkatnya lebih tinggi sejuta derajat. (HT Tirmidzi)"
Tiada sekutu bagi-Nya,
Bagi-Nya lah kerajaan (alam semesta),
Dan bagi-Nya lah segala puji,
Dia lah yang menghidupkan dan mematikan ,
Dia lah yang Hidup, yang tiada mati,
Di tangan-Nya lah segala kebaikan,
Dan Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
# Buat yang nulis: semoga cepat punya usaha :-)
# Buat semuanya: semoga selalu ingat doa ini dan diamalkan yaaaa...
ingetin juga sodara kita, teteh, aa, kangmas, dimas, mbakyu, uda, uni, abang..., juga karyawan/wati kita, pokoknya semuanya dech biar Indonesia cepat maju ekonominya dan bisa ngalahin Amerika + Israel Laknatulloh
Fuad Muftie
Posted by Admin at 5:32 PM 0 comments
Sunday, August 06, 2006
Lama nggak ngeblog
Lama juga nggak nengok blog sendiri.
Dibilang sibuk sih, nggak juga.
Cuman kurang semangat aja. Mungking karena tahun-tahun terakhir ini bisa merupakan masa transformasi atau transisi atau apalah, yang jelas saya lagi nyari jati diri, chee..
Dengan menjalani rutinitas di kantor, terasa semakin berat aja, bukan karena beban kerja yang bertambah tetapi kejenuhan yang bertambah.
Lagi nyari-nyari pelarian, mau mendalami minat dan bakat, ketemu dunia mikrokontroler dan alhamdulillah sudah bisa main PIC 16F84A dan PIC16F88.
Nggak tahu kenapa habis itu bosan lagi. Sekarang lagi nyari-nyari ilmu buat bikin usaha sendiri biar nggak bergantung sama gaji kantoran.
Ketemu milis bisnis-smart at yahoogroups dot com dan IEU2002 at yahoogroups dot com.
Banyak ilmu yang sudah di dapat minimal mulai ada keberanian untuk mencoba, meskipun belum juga mengambil langkah pertama : BUKA USAHA.
Mudah-mudahan kesampaian mimpi-mimpinya.
Posted by Admin at 8:42 AM 0 comments