Wednesday, August 16, 2006

BINCANG BISNIS SAMBILAN (II)

Berikut kelanjutan poin-poin dari bincang bisnis sambilan yang diselenggarakan IES tanggal 13 Agustus 2006 di Islamic Centre Bekasi

4. Bagaimana menghadapi ketakutan akan resiko bisnis

RESIKO itu dalam bahasa inggrisnya RISK, yang mirip sekali dengan kata dalam bahasa Arab RIZQ yang berarti REJEKI.
Jadi Resiko itu berbanding lurus dengan rejeki. Semakin besar resiko yang diambil semakin besar peluang mendapatkan rejeki yang banyak.
Contoh : Resiko seorang pegawai penjaga toko mainan anak adalah memecahkan mainan yang dijual. Sedangkan resiko pemiliki toko mainan adalah "memecahkan" tokonya. Demikian pula rejeki pegawai penjaga toko juga berbeda dengan rejeki pemilik toko.

5. Evaluasi bisnis yang gagal

Dalam segment ini, ada seorang penanya yang curhat tentang bisnisnya yang kolaps / bangkrut. Nara sumber memberikan masukan bahwa kegagalan bisnis tersebut karena :

# Tidak memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan bisnis / perusahaan. Ini penting bagi pemula agar sejak awal memisahkan keuangan perusahaan dan keuangan pribadi. Pemilik berhak mengambil bagian dari penghasilan / keuntungan bisnis. Tapi jumlah dan cara pengambilannya harus jelas tersistem. Dan setelah itu jangan sampai mencampur uang pribadi dan uang perusahaan.
Adanya jumlah uang yang tersisa dari bisnis / toko tidak selalu menunjukkan keuntungan perusahaan.

# Tidak adanya sistem yang baku. Bagi bisnis yang baru dirintis hendaknya mulai disiapkan sistemnya, sehingga jika mulai membesar, sistemnya sudah bagus. Dan kalau bisnis tidak berkembang, bisa dievaluasi sistem yang ada. Hendaknya dihindari sistem bisnis yang melekat pada pemiliknya, sehingga jika pemilik tidak ada / berhalangan, bisnis ikutan berhalangan. Semakin kecil campur tangan pemilik dalam bisnisnya berarti semakin baik.

# Sistem perekrutan karyawan yang kurang bagus. Perekrutan karyawan yang bagus biasanya akan menghasilkan karyawan yang bagus juga. Contohnya: jika ada orang yang meminta pekerjaan dan langsung diberi pekerjaan, maka ia akan merasa "gampang banget gitu loh". Akan beda jika perekrutan dilalaui melalui tahap seleksi. Kemudian setelah diperoleh karyawan, kita bilang "Selamat, anda diterima di perusahaan ini dan anda telah mengalahkan 100 orang saingan anda!". Tentu akan beda semangat kerjanya.

6. Bagaimana dengan bisnis yang ramainya musiman.

Jika kita memiliki bisnis yang sifat ramainya musiman, misalnya warnet bagi mahasiswa yang ramai waktu kuliah dan sepi waktu liburan, maka dapat disiasati dengan strategi:

# Perhitungan Omset dan Perhitungan Keuntungan dilakukan pertahun. Sehingga keuntungan bulan-bulan yang ramai akan menutup biaya operasional bulan-bulan yang sepi.

# Pada saat musim sepi (liburan) bisa dimanfaatkan untuk promosi. Bisa dengan memberikan diskon atau strategi lainnya.

7. Tentang Pemilihan Lokasi

Untuk perusahaan ritel, umumnya lokasi merupakan faktor penting / vital. Contoh pada bisnis aksesori sepeda motor. Lokasi yang ramai lalu lalang kendaraan bermotor termasuk sepeda motor tidak selalu menguntungkan. Disamping ramainya lalu lintas juga harus diperhatikan lingkungan penduduk sekitarnya. Berapa kira-kira populasi pemilik kendaraan diarea sekitar toko aksesori. Karena ramainya lalu lintas kendaraan tidak menjamin para pengendara mampir di toko kita.

Apabila memiliki lokasi yang kurang strategis, maka perlu diciptakan strategi khusus untuk menarik konsumen. Contohnya salah satu UKM di Yogya yang menjual makanan tradisional sebagai oleh-oleh yang tokonya berada di gang yang sempit. UKM tersebut memakai strategi dengan bekerjasama dengan biro perjalanan / travel dan dalam setiap kemasan / bungkusnya dicetak peta / denah untuk mencapai lokasi UKM tersebut.

8. Penutup

Demikian yang bisa saya rangkum dari acara Bincang Bisnis Sambilan pada tanggal 13 Agustus 2006 di Islamic Centre Bekasi.

Salam
Fuad Muftie

0 Comments: