Kios Addina yang kami rintis sejak 14 September 2006 semula hanya menyediakan jilbab, kerudung, dan aksesoris saja, tetapi kini telah melebar dengan menyediakan mukena, dan busana muslim anak. Bahkan ada permintaan baju muslimah, namun belum bisa kami penuhi.
Salah satu faktor yang menguntungkan bagi kami adalah momen pembukaan Kios Addina yang tepat menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1427H. Waktu dimana orang-orang sedang getol-getolnya mencari pakaian buat dirinya, anak, keponakan, dan keluarganya untuk persiapan lebaran.
Disamping faktor momen waktu tersebut ada beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam menjalankan kios Addina antara lain :
# Lokasi yang Lumayan Strategis
Lokasi kios Addina ada di Jalan Bunga Rampai X (Depan RSJ Islam Klender) Perumnas Klender, Jakarta Timur. Lokasi kios dekat dengan pasar Perumnas Klender, dekat rumah sakit, dekat sekolahan. Jalan di depan kios bukan jalan raya yang dilalui mobil umum, tapi cukup ramai dilalui orang baik pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor.
Sehingga banyak warga pejalan kaki yang semula tidak ada tujuan mencari jilbab, karena tertarik dengan kios kami jadi mampir dan banyak yang jadi beli dan jadi pelanggan.
# Promosi dari mulut ke mulut
Kami belum melakukan upaya-upaya pemasaran secara menyeluruh. Praktis kami hanya menjalankan promosi dari mulut ke mulut. Hal ini didukung sifat penghuni Perumnas Klender yang hubungan antar tetangganya masih akrab.
Ini didukung pula oleh pengalaman istri saya yang sudah tinggal di perumnas sejak tahun 80-an, dimana isue kecil di Perumnas bisa jadi pembicaraan hangat. Kamipun ingin kios kami jadi bahan pembicaraan di kalangan perempuan sebagai target market kami.
# Diskon dan Harga Murah
Kami paham bahwa sebagian warga Perumnas Klender sangat sensitif dengan harga. Untuk itu atas produk-produk yang paten / bermerk dan harga sudah dibandrol dari agennya, kami potong harganya dalam bentuk diskon, dan Alhamdulillah responnya bagus.
Disamping itu atas produk-produk yang banyak dipasaran kami hanya mengambil sedikit keuntungan. Tujuannya untuk menarik masyarakat dan memperkenalkan kios kami sebagai kios yang murah. Banyak pelanggan yang datang membanding-bandingkan harga kami dengan harga di supermarket atau dipasar. Dan banyak yang balik lagi ke kios kami dan memutuskan membeli barang kami.
Ini juga sejalan dengan slogan kami "Berkualitas, Murah lagi. . ." Itulah image yang pingin kami bangun. Masalah keuntungan yang kecil, kami lakukan subsidi silang dengan barang-barang yang harganya "gelap" atau barang-barang yang tidak ada bandingannya (aksesoris, busana muslim anak, dll) yang bisa kami ambil keuntungannya sedikit lebih tinggi.
# Pemilihan Barang Bagangan
Dalam memilih barang yang kami tawarkan, awalnya kami hanya mengikuti kata hati kami. Terkesan asal-asalan memang. Tapi sejalan dibukanya kios, pelangganlah yang menanyakan barang-barang yang mereka butuhkan. Informasi inilah yang kami gunakan untuk menyediakan barang-barang berikutnya.
Dalam memilih barang, banyak saya serahkan kepada istri. Karena barang yang kami jual kebanyakan adalah kebutuhan wanita, jadi saya agak canggung dan belum benar-benar memahami barang sepertia apa yang bisa cepat laku. Istri saya cukup baik dalam memilih barang, sehingga banyak yang cepat laku, tapi tetap ada juga sih yang belum laku juga.
Selain dari Produk kerudung rabbani dan Jilbab PerMata's, kami juga mengambil dari Swarna Collection, Benayu Al Islmai dan banyak dari Tanah Abang. Setiap belanja kami coba berpikir jernih dan memilih barang dengan bijaksana.
# Kios yang Terbuka Lebar
Umumnya kios-kios atau outlet garment yang berada di pinggir jalan, bagian depannya menggunakan kaca dengan pintu kaca yang selalu tertutup, serta ber-AC.
Hal ini untuk menjaga ruangan tetap bersih dan barang dagangan (garment) tidak berdebu. Tapi karena keterbatasan modal, Kios Addina belum menggunakan AC dan bagian depannya kami biarkan terbuka lebar sama seperti kios-kios di dalam pasar.
Hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Kios Addina, karena orang-orang yang lewat menjadi tidak suegan untuk masuk ke Kios dan melihat-lihat barang, tentunya banyak diantaranya yang menjadi pelanggan. Kalau bagian depan kios kami tutup kaca, ada kekhawatiran orang-orang menjadi sungkan untuk masuk.
Untuk menghindari barang-barang berdebu, sebagian kami bungkus dengan plastik dan sebagian kami biarkan terbuka. Secara rutin kami putar posisi barangnya sehingga tidak sampai berdebu.
# Upaya Spiritual
Ini juga penting, kami niatkan pembukaan kios sebagai ibadah, sebagai upaya kami menjemput rejeki yang lebih barokah (bukan mencari dan mengejar-ngejar rejeki lho). Sadar bahwa manusia adalah mahluk spiritual, kamipun senantiasa memanjatkan doa agar kios kami barokah, memberi manfaat bagi banyak orang, dan bisa melayani masyarakat luas.
Upaya spiritual yang juga kami yakini sangat penting dalam menjemput rejeki adalah shodaqoh, infaq, dan zakat. Ini hukum yang universal dan sama seperti hukum alam lainnya. Siapa yang melakukan pasti mendapat akibat yang sama. Rasanya tidak hanya agama islam yang menganjurkan, tapi juga agama lainnya.
Dengan keyakinan ini, menjadikan kami lebih tenang dan tetap memiliki optimisme dalam menjalani usaha.
# Pemilihan Karyawan
Ini strategi yang kami lalaikan!!. Kami akui telah memilih karyawati yang "keliru". Awalnya kami berpiki positif ingin mengentaskan pengangguran dari tetangga sendiri.
Kebetulan ada tetangga yang masih menganggur dan pernah bekerja cukup lama di ITC sebagai penjaga toko, sehingga kami beranggapan dia mampu dan mumpuni. Kami benar-benar mempercayakan dan menyerahkan operasional penjualan di kios kepadanya.
Ternyata kami keliru, karyawan kami tampak tidak bisa menikmati kerja di kios kami. Banyak keluhan dan kurang ramah. Kios sepi mengeluh, Kios ramaipun mengeluh.
Omset kios kamipun sering tidak mencapai target. Dan anehnya lagi sales di kios dikalahkan oleh sales dari adik kami yang membantu memasarkan di sekolahan (adik kami guru) yang dilakukan sebagai sampingan. Dan yang menjengkelkan, karyawan kami sering menyalahkan kami!! nah lho???
Dan puncaknya pada Minggu tgl 01 Oktober 2006 kemarin, saat karyawan minta libur dan kami menjaganya sendiri. Omset langsung melejit dan pelanggan berdatangan. Kami jadi berpikir "ngapain saja karyawan kami selama ini??"
Strategi langsung kami ubah, mulai Senin 02 Oktober, mertua kami merelakan waktunya untuk mendampingi karyawan. Dan hasilnya omset kembali membaik. Kami tetap memberi kesempatan sampai lebaran, dan kalau kinerja karyawan tidak juga membaik, kamipun siap memberhentikan kontraknya.
# Kesalahan Strategi Lainnya
Selain kesalahan dalam pemilihan karyawan, kami juga menemukan beberapa kekeliruan seperti dalam pemesanan barang, posisi / penempatan barang, pencahayaan ruangan, pembukuan, pemberian komisi, dll. Tentu secara perlahan-lahan akan kami perbaiki dan sempurnakan.
Demikian sebagian dari strategi yang kami alami, sebagian memang merupakan strategi yang terencana dan sebagian lainnya jalan begitu saja tanpa kami rencanakan. Kalau saja semua strategi diatas dipikirkan dan dibuat rencana yang matang sebelum buka usaha, kemungkinannya kios nggak jadi jalan karena akan terus takut.
Saya jadi teringat salah satu tulisan Bp. Zainal Abidin dalam konsultasi bisnisnya di eramuslim.com bahwa untuk membuka bisnis harus efektif dan efisien. Yang didahulukan adalah Efektifitas, baru disusul Efisiensi.
Dengan membuka Kios Addina dan berhasil melakukan penjualan berarti kami telah Efektif melakukan bisnis meskipun belum 100% efisien. Tinggal kami sempurnakan efisiensinya dan terus kami kembangkan.
Semoga Kios Addina bertambah maju dan besar sehingga bisa ikut mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Dan semoga tulisan ini bisa menginspirasi, khususnya bagi yang baru mau buka usaha atau bagi yang belum berani buka usaha.
Amin.
Salam
Fuad Muftie
muftie @ gmail . com
Kios Addina
"Berkualitas, Murah Lagi ..."